Alex Ferguson, Manajer Terhebat Sepanjang Masa

Ferguson mampu mengangkat klub kecil yang tadinya hanya ditonton 1000 orang di pertandingan kandangnya menjadi juara Liga Skotlandia pada musim kompetisi 1976/1977.



Salam The Art of Soccer!

Manajer sepak bola adalah posisi jabatan di suatu klub sepak bola dimana tugas utamanya adalah mempersiapkan segala kebutuhan klub. Tugas manajer berbeda-beda bergantung kepada tradisi sepak bola di negara tertentu. Setiap liga sepak bola di berbagai negara mempunyai tugas bermacam-macam untuk seorang manajer. Sebagai contoh di Inggris jabatan manajer dijadikan satu dengan jabatan pelatih. Itu berarti di sana seorang pelatih harus merangkap 2 jabatan sekaligus.

Well, Bro dan Sis, kali ini Drive Ball akan mengangkat topik tentang profil seorang manajer hebat yang menangani beberapa klub di Eropa. Manajer atau pelatih yang hebat dan berpengalaman akan sangat diperlukan oleh sebuah tim atau klub sepak bola untuk mendongkrak prestasi. Kadangkala banyak manajer yang mengalami kegagalan dalam melatih sebuah klub yang kemudian berujung pada pemecatan. Akan tetapi banyak pula manajer yang meraih prestasi dengan mempersembahkan berbagai trofi kejuaraan bagi tim yang ditanganinya bahkan namanya dikenang terus sepanjang waktu. Oleh karena itu Drive Ball telah memilih seorang manajer mumpuni yang telah begitu banyak mengukir prestasi untuk kita bahas. Dia adalah Sir Alex Ferguson.

Karir Kepelatihan

1. St. Mirren (1974 - 1978)

Juara Liga Skotlandia

Pria asal Skotlandia bernama lengkap Alexander Chapman Ferguson yang lahir di Glasgow pada tanggal 31 Desember 1941 ini adalah seorang pelatih dan mantan pemain sepak bola yang pernah menangani Manchester United. Dianggap sebagai salah satu manajer terbaik dalam sejarah, ia telah memenangkan lebih banyak trofi daripada pelatih manapun sepanjang sejarah sepak bola Inggris.

Awal karir kepelatihan pria yang lebih akrab disapa Fergie ini dimulai pada tahun 1974 di sebuah klub kecil di Scotlandia bernama East Stirlingshire, dimana karirnya di sini bertahan tidak lama karena pada bulan Oktober 1974 ia menerima pinangan St Mirren untuk menjadi manajer. Karirnya di sini berlangsung gemilang selama 4 musim menangani klub tersebut (1974 - 1978) Ferguson mengangkat klub kecil yang tadinya hanya ditonton oleh 1000 orang dalam pertandingan kandangnya itu menjadi juara Liga Scotlandia pada musim 1977. Namun ironis, keberhasilan klub menjuarai Liga malah berujung pemecatan terhadap dirinya karena ia berselisih paham dengan stafnya. Presiden klub waktu itu Willie Todd menganggap Alex tidak mempunyai kemampuan manajerial yang baik.

2. Aberdeen (1978 - 1986)

The Furious Fergie

Antara tahun 1978 - 1986 Ferguson menjadi manajer Aberdeen dimana ia diharapkan untuk mengembalikan masa kejayaan Aberdeen yang menjuarai Liga Scotlandia terakhir kali pada tahun 1955. Namun karena usia Ferguson yang masih 36 tahun saat itu tetap saja kesulitan meraih respek dari para pemain yang beberapa di antaranya lebih tua daripada manajer mereka sendiri. Namun walaupun demikian Ferguson telah mampu menorehkan prestasi karena ia berhasil membawa Aberdeen ke semi final Piala Skotlandia dan Piala Skotlandia. Kemudian ia juga mampu memoles performa Aberdeen hingga akhirnya mereka menjuarai Liga Skotlandia pada musim 1978/1980. Hal ini membuat Ferguson mendapatkan kepercayaan dan respek dari para pemain dan direktur klub. Para pemain menjulukinya Furious Fergie atau Fergie yang galak.

Berkat kedisiplinan yang diterapkan Ferguson, Aberdeen semakin berjaya dan sukses dalam musim-musim berikutnya, diantaranya meraih Piala Skotlandia pada musim 1981/1982 yang mengantarkan mereka ke ajang Eropa yaitu Piala Winners. Keberhasilan Ferguson dalam menangani Aberdeen mendapat sorotan media tatkala mereka secara mengejutkan mampu menyingkirkan Bayern Munchen dan juga akhirnya mengalahkan raksasa Spanyol Real Madrid 2 - 1 di final dan membawa pulang Piala Winners pada tanggal 11 Mei 1983.

Dalam kompetisi domestik Aberdeen berhasil mempertahankan mahkota juara Piala Skotlandia dengan mengalahkan Rangers di final dengan skor 1 - 0. Pada musim berikutnya lagi-lagi berkat tangan dingin Ferguson, Aberdeen kembali meraih gelar juara Piala Skotlandia untuk ke tiga kalinya berturut-turut dan meraih gelar juara Liga Skotlandia. Hal ini membuat Ferguson dianugerahi gelar OBE pada tahun 1984. Pada musim 1984/1985 Aberdeen berhasil mempertahankan gelar juara Liga Slotlandia namun pada musim berikutnya mereka gagal di liga (posisi 4) tetapi mampu menjadi juara Piala Liga dan Piala Skotlandia. Pada musim yang sama Ferguson adalah salah satu staf pelatih dalam tim nasional Skotlandia ketika menghadapi ajang Piala Dunia 1986.

3. Manchester United (1986 - 2013)

Debut Pertama, Kalah!

Pada bulan November 1986 Ferguson menerima pinangan Manchester United, setelah ia menolak jabatan menjadi salah satu direktur di Aberdeen karena jasa-jasanya. Ketika bergabung dengan United ia mendapatkan beberapa pemain ada yang bermasalah dengan alkohol dimana mereka mempunyai hobi minum minuman keras yang berpengaruh terhadap kebugaran pemain itu sendiri. Secara perlahan tapi pasti Ferguson berusaha menghilangkan kebiasaan buruk anak asuhannya itu dengan menanamkan disiplin yang ketat yang akhirnya masih berlaku sampai saat ini di Manchester United.

Ferguson melakukan pertandingan debutnya di Manchester United berakhir dengan kekalahan 0 - 2 ketika melawan Oxford United diikuti dengan seri 0 - 0 pada pertandingan berikutnya melawan Norwich City. Kemenangan baru diperoleh Ferguson saat melawan Queens Park Ranger di Old Trafford dengan skor 1 - 0 untuk United. Ini adalah kemenangan pertama yang diraih Ferguson selama memulai karirnya bersama Manchester United. Kemenangan istimewa berikutnya adalah ketika berhasil menaklukkan rival abadinya yaitu Liverpool di kandangnya sendiri dengan dimana sebelumnya Ferguson melalui media mengatakan bahwa ia akan mengubah dominasi di Liga Inggris yang selama ini dipegang oleh Liverpool.

Dari Posisi 21 ke Posisi 11

Pada musim pertamanya di Manchester United, Ferguson hanya mampu mengantarkan United berada di posisi 11 Liga Inggris yang sebelumnya terpuruk di posisi 21. Menghadapi musim kompetisi berikutnya Ferguson mulai berbenah kembali di tubuh United dengan mendatangkan beberapa pemain baru diantaranya Sreve Bruce, Brian McClair dan Jim Leighton. Dengan tambahan amunisi dan tentunya usaha yang keras dari manajer yang bertangan dingin ini, Manchester United berhasil menduduki posisi 2 di bawah "The Reds" Liverpool. Namun sayang pada musim 1988/1989 United kembali merosot turun berada di posisi 11.

Trofi Pertama

Pada musim 1989/1990 beberapa pemain baru kembali didatangkan Ferguson seperti Paul Ince, Neil Webb dan Gary Pallister. Ketika kompetisi mulai bergulir, United mampu mencatat kemenangan melawan juara bertahan saat itu Arsenal dengan skor 4 - 1, namun dikalahkan oleh tim sekota yaitu Manchester City dengan skor memalukan 5 - 1. Para penggemar mulai menuntut mundur Ferguson dengan banyaknya spanduk itu di Old Trafford. Ditambah lagi kondisi United sebagai salah satu calon tim yang akan mengalami degradasi dari Liga Inggris. Ini adalah masa tersuram bagi Ferguson selama meniti karir sebagai manajer sepak bola. Walaupun tuntutan untuk mundur dari penggemar terus berlangsung tetapi dewan direktur klub tetap mempercayai Ferguson sebagai manajer, dimana akhirnya Ferguson menebus kepercayaan itu dengan kemenangan melawan Crystal Palace 1 - 0 di final Piala FA. Trofi ini merupakan trofi pertama Ferguson selama menangani United dan sekaligus trofi penyelamat karirnya di Manchester United.

Puncak Klasemen dan Juara Liga Inggris

Raihan trofi pertama untuk Ferguson membuat para fans berharap banyak pada musim berikutnya. Pada musim 1990/1991 Fergie mendatangkan kiper asal Denmark yaitu Peter Schmeichel dan Andrei Kanchelkis untuk mengisi posisi sayap kanan. Dengan kondisi tim yang bongkar pasang pemain tidak serta merta memperoleh hasil yang memuaskan. Terbukti, walaupun sempat menang melawan Arsenal 6 - 2 di Highbury, namun sempat dikalahkan Everton di Old Traford 0 - 2. Kemudian kemenangan lagi terus kekalahan lagi. Performa inkonsistensi mereka di Liga Inggris tidak berpengaruh pada penampilan di ajang Eropa seperti Piala Winners, Piala Liga dan Piala Super Eropa dimana United mampu melaju ke babak final Piala Winners dengan mengalahkan raksasa Spanyol FC Barcelona dengan skor 2 - 1. Pada musim panas Fergie mendatangkan Ryan Giggs untuk posisi sayap kiri menggantikan Lee Sharpe. Pada bulan Januari 1993 Fergie kembali mendatangkan pemain baru bernama Eric Cantona dari Leeds United yang baru saja menjuarai Liga Inggris pada musim sebelumnya. Dengan skuad yang ideal menurut para fans performa tim diharapkan mampu meningkatkan prestasi United. Penampilan Eric Cantona dan Mark Hughes di lini depan, Ryan Giggs di sayap, Bryn Robson sang kapten dan benteng terakhir Peter Schmeichel membuat keyakinan akan terjadi perubahan ke arah yang lebih baik ditambah lagi mental juara pada diri pemain langsung berimbas pada performa United secara keeseluruhan yang langsung melejit memuncaki klasemen dan akhirnya menjadi juara Liga Inggris. Ini merupakan trofi Liga Inggris yang ke-8 sepanjang sejarah klub dan menjadi trofi Liga pertama bagi Ferguson sejak ia menangani United.

Pada musim 1993/1994 Fergie mendatangkan gelandang Roy Keane dari Nottingham Forrest sebagai pengganti Bryn Robson yang mulai memasuki masa pensiun. United langsung memimpin klasemen liga dari awal sampai kompetisi berakhir dimana Cantona sebagai pencetak gol tersubur dengan 25 gol. Di samping itu United tampil di final Piala FA dengan mengalahkan Chelsea 4 - 0. Ini merupakan gelar double pertama bagi Ferguson di United setelah dulu pernah juga mencapai prestasi serupa bersama Aberdeen.

Pemain Muda Bertalenta

Musim 1994/1995 merupakan debut para pemain muda bertalenta asuhan Fergie. Dia mencomot para pemain itu dari skuad 1992 yang menjuarai Piala FA Junior seperti : Paul Scholes, Garry Neville, Nicky Butt dan David Beckham. Pada musim ini United gagal mempertahankan gelar juara Liga Inggris dan Piala FA. Pada musim berikutnya Fergie melakukan sesuatu yang mengejutkan para fans yaitu dengan menjual beberapa pemain hebat mereka seperti Paul Ince ke Inter Milan, Mark Hughes dilepas ke Chelsea dan Andrei Kanchelkis ke Everton. Jadi pada saat itu Fergie benar-benar mengandalkan para pemain muda dimana para fans dan media menduga tidak akan mampu memenangkan piala apapun dengan skuad muda belia. Namun mereka keliru, para pemain muda tersebut menunjukkan bukti sebaliknya dengan memenangkan pertandingan 5 kali berturut-turut. Pada akhir musim pasukan belia United sukses meraih gelar juara Liga Inggris dan meraih Piala FA setelah mengalahkan LIverpool 1 - 0 melalui gol Cantona. Pada musim 1996/1997 Fergie kembali mendatangkan pemain muda belia dari Norwegia yaitu Ole Gunnar Solskjaer yang secara mengejutkan akhirnya menjadi top skorer klub pada akhir musim.

Gelar Kebangsawanan Inggris

Pada musim 1997/1998 performa squad belia Fergie semakin matang. Dia kembali mentransfer Teddy Sheringham, Dwight Yorke dari Aston Villa, Jaap Stam dan Jesper Blomqvist. Dengan squad ini, United mencapai kesuksesan mereka pada musim ini dengan raihan 3 trofi juara dalam semusim yang dikenal dengan nama The Treble yang menguras emosi Fergie. Pertama, saat United berhadapan dengan Juventus di semi final Liga Champions Eropa dimana menit-menit awal Juventus unggul 2 - 0 namun berikutnya United unggul 3 - 2 melalui penampilan heroik sang kapten Roy Keane dan melaju ke babak final. Kedua, pada final Piala FA, United berhasil mengalahkan Newcastle United 2 - 0, dimana sebelum final Piala FA, United memastikan diri sebagai Juara Liga Inggris. Ketiga, pada final Piala Champions Eropa ketika United bertemu dengan Bayern Munchen, di menit-menit awal United kalah 0 - 1 namun pada akhirnya berhasil membalikkan posisi menjadi 2 - 1 untuk kemenangan United dan berhasil membawa pulang Piala Champions Eropa. Pada akhir musim Alex Ferguson dianugerahi gelar kebangsawanan Inggris, namanya pun resmi menjadi Sir Alex Ferguson. Pada musim-musim berikutnya Fergie berhasil membawa United untuk menjadi dominan di Liga Inggris dan ajang Eropa serta ajang internasional hingga dia pensiun dari United pada tahun 2013. Untuk lebih lengkapnya silahkan membaca prestasi yang diraih oleh Fergie di bawah ini.

Prestasi Alex Ferguson

St. Mirren (1)
Scottish First Division (1) : 1976/1977

Aberdeen (11 gelar)

  1. Scottish Premier Division (3) : 1979/1980, 1983/1984, 1984/1985
  2. Scottish Cup (4) : 1981/1982, 1982/1983, 1983/1984, 1984/1985
  3. Scottish League Cup (1) : 1980
  4. Drybrough Cup (1) : 1980
  5. UEFA Cup Winners' Cup (1) : 1982/1983
  6. UEFA Super Cup (1) : 1983

Manchester United (38 gelar)

  1. Premier League (13) : 1992/1993, 1993/1994, 1995/1996, 1996/1997, 1998/1999, 1999/2000, 2000/2001, 2002/2003, 2006/2007, 2007/2008, 2008/2009, 2010/2011, 2012/2013
  2. FA Cup (5) : 1989/1990, 1993/1994, 1995/1996, 1998/1999, 2003/2004
  3. League Cup (4) : 1991/1992, 2005/2006, 2008/2009, 2009/2010
  4. FA Charity/Community Shield (10) : 1990, 1993, 1994, 1996, 1997, 2003, 2007, 2008, 2010, 2011
  5. UEFA Champions League (2) : 1998/1999, 2007/2008
  6. UEFA Cup Winners' Cup (1) : 1990/1991
  7. UEFA Super Cup (1) : 1991
  8. Intercontinental Cup (1) : 1999
  9. FIFA Cup World Cup (1) : 2008


Well Bro dan Sis, demikialah artkel kita tentang Alex Ferguson yang merupakan salah satu manajer terhebat sepanjang masa. Masih banyak manajer hebat di dunia sepak bola yang akan Drive Ball angkat untuk dijadikan topik pada profil manajer. Terima kasih telah membaca artikel ini dan sebagai akhir kata Drive Ball ingin mengatakan manajer yang hebat adalah manajer yang mampu mengelola sebuah klub untuk meraih prestasi puncak dan mempertahankan prestasi tersebut sehingga membawa nama harum klub yang ditanganinya.

Salam The Art of Soccer!





No comments

Powered by Blogger.