The Hand of God

Memiliki fisik yang kekar dan kuat dalam menghadapi permainan fisik yang keras. Tubuhnya yang pendek dengan pusat gravitasi yang rendah memungkinkan dirinya melakukan sprint cepat sambil menggiring bola. Dia adalah pengatur serangan dan seorang yang bermain untuk timnya, mempunyai kemampuan mumpuni dalam menguasai bola sehingga membuatnya mudah melewati para penjaganya.


Salam The Art of Soccer!

Well, Bro dan Sis, topik kita kali ini berjudul "The Hand of God", ini bukan judul novel ataupun judul film, tetapi sebuah istilah yang sangat populer pada Piala Dunia 1986 di Meksiko ketika Argentina bertemu dengan Inggris dimana pada partai tersebut Maradona membuat gol yang sangat buruk. Gol tersebut tercipta melalui bantuan tangan yang dikatakan Maradona sebagai bantuan "tangan Tuhan". Pada prolog di atas anda bisa membayangkan sosok mungil dan gempal tapi lincah dan lihai dalam mengolah si kulit bundar yang dipuja-puja penggemar sepak bola Argentina pada khususnya dan dunia pada umumnya. Dari istilah "Si Tangan Tuhan" inilah menjadikan inspirasi bagi Drive Ball untuk menulis artikel ini. Siapakah Maradona dan apakah dia bisa disejajarkan dengan legenda sepak bola dunia lainnya?

Baca juga : Sang Legenda Itu Bernama Pele

Masa Kecil

Sosok mungil yang cuma 165 cm ini bernama lengkap Diego Armando Maradona lahir di Lanus, Buenos Aires, Argentina pada tanggal 30 Oktober 1960. Maradona menghabiskan masa kecilnya dalam kemiskinan di Villa Fiorito dan dia adalah anak ke-4 dari 6 bersaudara. Ketika masih anak-anak, Maradona sudah kelihatan mempunyai bakat di bidang olah raga sepak bola. Pada usia 10 tahun bakat sepak bolanya ini ditemukan oleh pemandu bakat dari klub Argentinos Junior. Kemudian dia direkrut dan 2 tahun kemudian Maradona menjadi maskot klub tersebut.

Karier Klub

Bakat alami yang dimiliki Maradona ini tercium sampai ke Inggris dimana Sheffield United mencoba untuk mentransfernya seharga 180.000 poundsterling tetapi Argentina Junior menolaknya. Setahun kemudian ia melakukan debut internasional bersama timnas Argentina. Pada tahun 1981, ia dibeli oleh klub Boca Juniors seharga 1 juta poundsterling dimana ia menjadi juara liga untuk pertama kalinya.

Pada karier senoir, Maradona tercatat pernah membela beberapa klub yaitu Argentinos Junior, Boca Juniors, Barcelona, Napoli, Sevilla, Newell's Old Boys, sedangkan pada tim nasional Argentina dia membelanya dari tahun 1977 hingga 1994. Setelah itu dia sempat melatih beberapa klub antara lain : Mandiyu de Corrientes (1994), Racing Club (1995) dan Al Wasl FC (2011 - 2012) serta tim nasional Argentina (2008 - 2010) .

1. Barcelona FC
Maradona pernah mencatat rekor transfer terbesar pada jamannya dengan harga 5 juta poundsterling tepatnya setelah Piala Dunia FIFA 1982 saat dia ditransfer ke Barcelona. Barcelona bersama Maradona yang ketika itu dilatih oleh Cesar Luis Menotti berhasil memenangkan Copa del Rey mengalahkan musuh abadinya yaitu Real Madrid dan memenangkan Piala Super Spanyol mengalahkan Athletic de Bilbao. Selama berkarier di Barcelona, Maradona mendapatkan beberapa masalah seperti divonis mengidap penyakit hepatitis, cedera engkel yang parah akibat ditekel keras oleh Andoni Golkeotxea pemain Athletic de Bilbao, sering bertengkar dengan presiden klub Josep Luiz Nunez. Kendala-kendala inilah membuat Maradona tidak betah berlama-lama di Barcelona, hingga ia kemudian ditransfer ke SSC Napoli tahun 1984.

2. SSC Napoli
Sejarah mencatat bahwa karier Maradona meroket ketika dia membela klub Italia Selatan yaitu SSC Napoli dan di sinilah puncak kariernya sekaligus keterpurukannya dalam sepak bola. Mengapa? Dia mencapai puncak kariernya karena ia membawa SSC Napoli menjadi juara Serie A untuk pertama kalinya dalam sejarah Napoli. Hal itu terjadi pada musim kompetisi serie A 1986/1987 dan 1989/1990. Di samping itu Napoli menjadi runner up serie A 1987/1988 dan 1988/1989 serta menjuarai Piala Italia tahun 1987. Dia tercatat pula sebagai penyerang tersubur dengan 15 gol. Di balik kesuksesannya itu, di sini pula awal keterpurukannya sebagai seorang pemain sepak bola profesional dimana ia mempunyai kebiasaan buruk yaitu mengkonsumsi kokain. Atas kelakuannya ini berkali-kali Maradona didenda oleh klubnya tersebut karena tidak tampil dalam latihan maupun pertandingan dengan alasan stres.

3. Sevilla
Saat di SSC Napoli, karier Maradona semakin meredup apalagi setelah terbukti menggunakan doping pada tahun 1991 dan dilarang bermain sepak bola selama 15 bulan. Otomatis dia tidak aktif di sepak bola saat menerima hukuman tersebut. Setelah bebas, ia kembali ke dunia yang membesarkan namanya tersebut dan bergabung dengan Sevilla. Namun sayang di sini kariernya tidak bagus malahan ia dipecat setahun setelah bergabung.

4. Newell's Old Boys
Setelah dari Sevilla, Maradona pulang kampung lalu bermain bersama klub lokal di Argentina bernama Newell's Old Boys. Namun sayang sekali, setelah 5 kali membela klub barunya ini lagi-lagi ia harus berurusan dengan pihak berwajib karena diketahui melakukan doping terutama saat terjadinya Piala Dunia 1994 berlangsung. Dan vonis yang sama 15 bulan dilarang bermain sepak bola diiterimanya.

5. Boca Juniors
Setelah menjalani masa hukuman, rupa-rupanya Maradona tidak bisa meninggalkan sepak bola. pada tahun 1994 ia sempat menjadi pelatih Deportivo Mandiyu dan tahun 1995 melatih Racing Club. Menjadi pelatih ternyata bukan hokinya karena ia malah bermain lagi sebagai pemain sepak bola dan bergabung dengan Boca Juniors antara tahun 1995 dan 1997, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk gantung sepatu pada tanggal 30 Oktober 1997.

Karier Internasional

Maradona memulai karier internasionalnya bersama tim Tango, Argentina saat ia berumur 16 tahun tepatnya 27 Pebriari 1977 ketika melawan Hongaria. Pada Piala Dunia Junior di Jepang ia juga masuk tim inti dan membela Argentina ketika itu umurnya 18 tahun.

1. Piala Dunia 1982
Pada Piala Dunia 1982 yang diselenggarakan di Spanyol inilah debut Maradona dalam pentas Piala Dunia. Sebagai juara bertahan, Argentina mampu melaju ke babak berikutnya walaupun sempat dijegal Belgia 0 -1 pada babak penyisihan. Tetapi pada putaran berikutnya mereka kembali mengalami kekalahan oleh Italia 1 - 2 dan Brazil 1 - 3. Maradona tampil dalam semua pertandingan di Piala Dunia 1982 ini dan mencetak 2 gol semuanya dibuat saat melawan Hongaria.

2. Piala Dunia 1986
Pada Piala Dunia 1986 di Meksiko, Maradona memperlihatkan kehebatannya sebagai kapten dan bintang Argentina. Sepak bola adalah kerja sama tim namun pada kejuaraan ini Maradona boleh dibilang hampir sendirian ia mengantarkan Argentina keluar sebagai juara Piala Dunia untuk kedua kalinya setelah yang pertama tahun 1978 di Argentina. Bagaimana tidak? Dia membuat gol terbaik sepanjang masa versi FIFA yaitu saat Argentina bertemu dengan Inggris. Pada saat itu Maradona melakukan sprint sambil membawa bola dari tengah lapangan, lalu melewati 5 orang pemain lawan sekaligus (Glenn Hoddle, Peter Beardsley, Steve Hodge, Peter Reid, Terry Butcher) dan menaklukkan kiper kenamaan Inggris, Peter Shilton. Total waktu yang dilakukan untuk itu kurang dari 10 detik. Wow! Namun sayangnya gol berikutnya dilakukan sangat buruk dimana gol tersebut tercipta melalui bantuan tangan yang dikatakan Maradona sebagai hasil bantuan "tangan Tuhan" dimana akhirnya ia mengakui bahwa hal tersebut dilakukan dengan sengaja

3. Piala Dunia 1990
Piala Dunia 1990 diselenggarakan di Italia dan Argentina mempercayakan ban kapten kepada Maradona, walaupun dibalut cedera lutut sebelum turnamen dimulai. Pada babak penyisihan perjalanan Argentina terseok-seok nyaris tidak lolos ke babak berikutnya. Di sini terjadi Superclasico des las Americas yaitu pertemuan dua raksasa Amerika Selatan yaitu Argentina melawan Brazil. Kali ini Argentina mempecundangi Brazil lewat Claudio Caniggia melalui umpan Maradona dan unggul 1 - 0. Di semi final bertemu dengan tuan rumah Italia diselesaikan dengan adu penalti seyelah skor 1 - 1 selama 2 x 45 menit. Maradona berhasil menyarangkan penalti dan Argentina lolos ke babak final. Di final Maradona dan kawan-kawan bertemu dengan Jerman Barat, namun sayang piala Piala Dunia jatuh ke Jerman Barat dimana gol dicetak oleh Andreas Brehme lewat pwnalti di menit ke-85.

4. Piala Dunia 1994
Maradona kembali dipercaya sebagai kapten tim nasional Argentina pada turnamen ini. namun ia hanya tampil sebanyak 2 kali dan mencetak 1 gol karena berikutnya ia ketahuan menggunakan doping dan dilarang berpartisipasi pada turnamen ini.


Adapun penghargaan yang pernah diperoleh Maradona antara lain :

  1. Golden Ball for Best Player of FIFA U-20 World Cup 1979
  2. Top Scorer Argentine League tahun 1979, 1980 dan 1981.
  3. Argentine Football Writers' Footballer of the Year tahun 1979, 1980, 1981 dan 1986.
  4. South Anerican Footballer of the Year (El Mundo, Caracas) tahun 1979, 1986, 1989, 1990 dan 1992.
  5. Italian Guerin d'Oro tahun 1985.
  6. Argentine Sports Writers' Sportsman of the Year tahun 1986.
  7. Golden Ball for Best Player of the FIFA World Cup tahun  1986.
  8. Golden Ball for Best Player of the FIFA World Cup tahun 1986.
  9. Best Footballer in the World Onze d'Or tahun 1986 dan 1987.
  10. Capocannoniere (Serie A Top Scorer) tahun 1987 dan 1988.
  11. Golden Ball for services to Football (France Football) tahun 1996.
  12. Argentine Sports Writers' Sportsman of the Century tahun 1999
  13. FIFA Goal of the Century (1986 vs England : second goal) tahun 2002.
  14. Argentine Senate "Domingo Faustino Sarmiento" Recognition for Lifetime Achievement
  15. FIFA Player of the Century.


Well Bro dan Sis demikianlah perjalanan karier "Si Tangan Tuhan" Diego Armando Maradona. Setelah berkarir di sepak bola pada tahun 2004, Maradona hampir meninggal dunia akibat serangan jantung karena over dosis kokain. Ia selamat dan setelah keluar dari rumah sakit ia melakukan operasi perut untuk mengurangi berat badannya dan pada Agustus 2005 ia mencoba karier baru di luar sepak bola sebagai pemandu acara talk show La Noche del 10 (Acara Malam si Nomor 10). Pada tahun 2008 dia terpilih sebagai pelatih kepala Argentina hingga membawa tim Tango ke Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan dimana ia mampu membawa anak asuhannya tersebut sampai ke babak perempat final. Di babak ini Argentina babak belur dibantai oleh Jerman dengan skor telak 4 - 0. Dia dipecat pada bulan Juli 2010.

Drive Ball berpikir Maradona layak disebut legenda sepak bola dunia terlepas dari dunia kelamnya bersama kokain. Dia banyak menginspirasi pemain-pemain muda berbakat agar bisa berprestasi seperti dirinya. Di Argentina sendiri telah ada Lionel Messi yang walaupun belum bisa menyamai dirinya setidaknya telah ada generasi penerusnya yang akan melanjutkan tongkat estafet sepak bola di Argentina khususnya dan dunia pada umumnya. Kesalahan terbesar yang pernah dilakukan seorang Maradona adalah terjerumus dengan kokain. Andaikata ia tidak pernah melakukan itu dalam hidupnya tentu cerita "Si Tangan Tuhan" akan lain. Well, Bro dan Sis itulah kehidupan. Sebagai akhir kata Drive Ball mengucapkan terima kasih telah membaca artikel ini, sampai jumpa pada artikel lainnya.

Salam TheArt of Soccer!


No comments

Powered by Blogger.